Pertamina Tak Akan Tagih Biaya Spanduk ke Pemerintah
Jumat, 03 Mei 2013 |
Pertamina Tak Akan Tagih Biaya Spanduk ke Pemerintah – Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan tak akan menagih biaya persiapan atribut pendukung pelaksanaan kebijakan dua harga bahan bakar minyak bersubsidi kepada pemerintah yang sudah telanjur dikeluarkan. “Pertamina yang akan menanggung biaya itu,” kata Ali kemarin.
General Manager Marketing Operations Pertamina Region III, Hasto Wibowo, memperkirakan Pertamina mengeluarkan dana sekitar Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar untuk menyiapkan spanduk di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten dengan jumlah SPBU sekitar 1.400 unit. Ali menuturkan, total jumlah pompa bensin Pertamina sekitar 5.027 unit. Dengan demikian, dana yang mesti dikeluarkan diperkirakan mencapai Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar.
Namun Ali menyebutkan spanduk yang dicetak belum dalam jumlah banyak. Pihaknya memang sudah menyatakan siap menyediakan atribut pendukung sejak Jumat pekan lalu. Tapi, kata Ali, “Kesiapan kami kemarin lebih pada konsepnya. Kalau diumumkan dalam dua kali 24 jam harus sudah siap, kami siap (mencetak seluruhnya).”
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik meminta agar masalah biaya persiapan ini tak dibesar-besarkan. Menurut dia, bukan hanya Pertamina yang berkorban dalam persiapan ini. “Ya, enggak apa-apa (persiapan tak dipakai), saya juga ngeluarin (biaya) banyak, capek, juga enggak apa-apa,” kata Jero ketika ditemui di sela Musrenbangnas, Selasa lalu.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan, meski biaya yang sudah telanjur dikeluarkan menjadi mubazir, kebijakan kenaikan dengan satu harga akan memberi penghematan yang lebih signifikan. “Memang kita rugi karena ada biaya yang keluar. Tapi, dengan rencana baru ini, penghematan yang bisa dilakukan akan lebih besar lagi,” kata Susilo saat ditemui di kantornya kemarin.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan satu harga bahan bakar minyak bersubsidi, yang dipatok di bawah Rp 6.500 per liter. Pemerintah telah menghitung harga BBM bersubsidi Rp 6.500 akan menghemat anggaran subsidi sekitar Rp 21 triliun. Susilo mengatakan, selain mengurangi subsidi per liter, kebijakan kenaikan harga akan mengurangi konsumsi BBM bersubsidi. “Sehingga dari segi volume juga tak akan membengkak terlalu banyak,” ujarnya.BERNADETTE CHRISTINA
0 komentar:
Posting Komentar